Kamis, 31 Maret 2011 | By: Citra Istia

..: Bagaimana Keragaman Suku Bangsa Indonesia dalam Keadaan Sekarang :..

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk karena terdiri atas berbagai suku bangsa, adat istiadat, bahasa daerah, serta agama yang berbeda beda. Keanekaragaman tersebut terdapat di berbagai wilayah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap suku bangsa di Indonesia mempunyai kebiasaan hidup yang berbeda beda. Kebiasaan hidup itu menjadi budaya serta cirri khas suku bangsa tertentu. Demi persatuan dan kesatuan, seharusnya kita menyadari dan menghargai keanekaragaman tersebut sehingga dapat menjadi satu bangsa yang tangguh. Dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, kita jadikan keragaman suku bangsa dan budaya sebagai salah satu modal dasar dalam pembangunan.

Orang-orang Indonesia berasal dari berbagai suku bangsa, termasuk Jawa, Sunda, Madura, Aceh, Batak, Minangkabau, Bali, dan Bugis. Suku Jawa adalah yang terbesar di Indonesia, dan mereka kurang lebih merupakan 45% dari seluruh populasi. Mereka berasal dari bagian tengah tengah dan timur Pulau Jawa. Suku Sunda adalah suku terbesar kedua , dan mereka merupakan 14% dari seluruh populasi. Mereka pada awalnya mendiami bagian barat Pulau Jawa. Suku terbesar ketiga adalah suku Madura, yang merupakan 7,5% dari seluruh populasi. Mereka pada awalnya mendiami Pulau Madura, bagian timur Pulau Jawa dan Kepulauan Kangean. Suku bangsa terbesar keempat adalah suku Minangkabau, yang merupakan 3% dari seluruh populasi dan merupakan pendiam dari propinsi Sumatera Barat. Minangkabau sangat terkenal di kalangan antropolog sebagai penganut sistem matrilineal terbesar di dunia.

Meskipun etnis tionghoa mewakili sebagian kecil dari total populasi (lebih kecil dari 3%), mereka merupakan kekuatan utama dari ekonomi, mengoperasikan segalanya mulai dari toko-toko kecil hingga bank-bank besar dan industri-industri di Indonesia. Sebagian besar dari etnis tionghoa di Indonesia memiliki leluhur yang berasal dari selatan Cina dan berasal dari ras Hakka, Hokkien, atau Kanton. Etnis tionghoa di Indonesia biasanya terbagi menjadi 2 kelompok utama: (i) Cina peranakan, yang biasanya memiliki latar belakang Cina dan Indonesia, menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utamanya, dan yang biasanya mengadopsi adat istiadat Indonesia; dan (ii) Cina totok, yang dianggap sebagai Cina murni, yang biasanya merupakan pendatang generasi pertama atau kedua, dan memegang kebudayaan Cina dengan teguh.



I. KEANEKARAGAMAN SUKU DAN BANGSA DI INDONESIA BAGIAN BARAT
(BATAK MINANGKABAU, JAWA DAN SUNDA)
 
A. Pola Kebudayaan Suku Bangsa Batak
Daerah persebaran suku Batak meliputi daerah pegunungan di Sumatra Utara. Sebelah selatan berbatasan dengan Daerah Istimewa Aceh. Sebelah selatan berbatasan dengan propinsi Riau dan Sumatra Barat. Suku bangsa Batak yang mendiami wilayah tersebut adalah Batak Karo, Batak Pak-Pak, Batak Simalungun, Batak Toba, Batak Angkalo dan Batak Mandaling.
Orang-orang Batak ini mendiami Dataran Tinggi Karo, Langkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, Simalungun, Dairi, Toba, Humangang, Silinding, Angkalo, Mandaling dan Kabupaten Tengah.
1. Sistem Religi dan Kepercayaan
Kehidupan religi masyarakat batak dipengaruhi oleh beberapa agama. Agama Islam telah masuk ke daerah Batak sekitar awal abad ke-19 yang dibawa oleh orang Minangkabau, dianut oleh sebagian besar suku bangsa Batak bagian selatan, seperti Batak Mandaling dan Angkalo. Agama Kristen disiarkan di daerah Toba dan Simalungun oleh organisasi penyiar agama dari Jerman dan Belanda sekitar tahun 1863. Terutama pada Batak Karo. Selain kedua agama tersebut, orang Batak juga mempunyai kepercayaan pada Animism
4. Sistem Politik
Secara umum kepemimpinan pada masyarakat Batak terbagi dalam tiga bidang, yaitu kepemimpinan adat, pemerintah dan agama. Kepemimpinan dibidang pemerintah dipegang oleh salah seorang dari turunan tertua merga tanah. Kepala hutan disebut penghulu, Kepala urung disebut saja raja urung dan sibayak untuk untuk bagian kerajaan.
B. Pola Kebudayaan Suku Bangsa Minangkabau
Daerah Minangkabau meliputi wilayah seluas propinsi Sumatra Barat. Secara
tradisional daerah darat dianggap sebagai asal kebudayaan Minangkabau.
1. Sistem Religi dan Kepercayaan
Masyarakat Minangkabau merupakan penganut agama Islam yang taat. Seluruh kehidupan masyarakat sangat dipengaruhi oleh sendi-sendi agama Islam. Pelajaran agama dan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan oleh seorang tuanku atau Syeikh yang sama dengan Kyai di Jawa.
2. Sistem Kekerabatan
Garis keturunan masyarakat minangkabau yang dianut adalah garis keturunan
matrilineal yaitu seorang akan masuk keluarga ibunya, bukan keluarga ayahnya. Dalam masyarakat Minangkabau tidak ada larangan mempunyai lebih dari satu istri, terutama bagi seorang yang memiliki kedudukan tertentu.
3. Sistem Kesenian
Dalam sistem kesenian, kita akan membahas rumah adat, pakain adat, seni tari
dan alat musik tradiasional.
a. Rumah adat
Rumah adat Minangkabau didirikan diatas panggung dan bentuknya memanjang. Sebuah rumah adat biasanya memiliki tiga didiah, satu digunakan sebagai ruang tidur (bilik) didiah kedua merupakan bagian yang terbuka tempat menerima tamu atau mengadakan pesta, dan didiah ketiga untuk tamu.
b. Pakaian adat
Umumnya para wanita memakai baju karung dan berkain serta kerudung.Pria memakai celana panjang kain serta dililit sarung dan kemeja lengan panjang yang bagian lehernya baju jas tanpa kerah.
C. Pola Kebudayaan Suku Bangsa Jawa
Suku bangsa Jawa mendiami pulau Jawa bagian tengah dan timur sungguhpun demikian, ada daerah-daerah yang disebut kejawen sebelum terjadi perubahan seperti sekarang ini. Daerah itu adalah Banyumas, Kedu, Yogyakarta, Surakarta, Madiun, Malang dan Kediri. Daerah-daerah lainnya dinamakan pesisir dan ujung timur. Daerah yang merupakan pusat kebudayaan Jawa adalah dua daerah yang dulu bekas kerajaan Mataram, yaitu Yogyakarta dan Surakarta yang terpecah pada tahun 1755.
1. Sistem Religi dan Kepercayaan
Agama Islam merupakan agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakat suku bangsa Jawa. Hal tersebut tampak nyata pada bangunan-bangunan tempat beribadah bagi umat Islam.
1.Golongan Islam santri adalah golongan Islam yang menjalankan ibadahnya sesuai dengan ajaran Islam. Dengan melaksanakan ajaran Islam sesuai dengan syariat- syariatnya.
2.Golongan Islam Kejawen ialah golongan yang percaya pada ajaran Islam. Tetapi
tidak secara patuh menjalankan rukun Islam.
Orang Jawa mengaitkan upacara-upacara keagamaan dengan ³selamatan´ antara lain
sebagai berikut :
a. Selamatan dalam rangka lingkaran hidup seseorang seperti :
1. Tujuh bulan kehamilan
2. Kelahiran
3. Potong rambut yang pertama
4. Upacara turun tanah yang pertama
5. Menusuk telinga / nindik (untuk anak perempuan)
6. Khitanan (untuk anak laki-laki)
7. Upacara perkawinan
8. Upacara kematian serta upacara berkala setelah kematian
b. Selamatan untuk memperingati hari-hari serta bulan-bulan Islam
1. Bersih desa
2. Penggarapan tanah pertanian
3. Masa tanam dan masa panen
c. Selamatan untuk memperingati hari-hari serta bulan-bulan besar Islam
d. Selamatan pada saat yang tidak menentu berkenaan dengan kejadian-kejadian
seperti :
1. Melakukan perjalanan jauh
2. Menempati rumah baru
3. Menolak bahaya (ngruwat)
4. Janji kalau sembuh dari sakit (kaul)


2. Sistem Kekerabatan
Sistem kekerabatan pada masyarakat Jawa didasarkan pada prinsip keturunan bilateral atau parental, sedangkan sistem klasifikasi dilakukan menurut angkatan- angkatan.
 


source :
http://my.opera.com/paw_rs2/blog/2007/08/29/keragaman-suku-bangsa-di-indone
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/keragaman-suku-bangsa-dan-budaya-di-indonesia/
http://www.scribd.com/doc/36401568/Keanekaragaman-Suku-Dan-Bangsa-Di-Indonesia 

..: Kemajuan Ilmu Pengertahuan Terhadap Budaya :..

IPTEK tetap merupakan harapan manusia untuk membantu memecahkan masalah dan mengatasi kesulitannya. Iptek serta para ilmuan dan ahli tekhnologi, janganlah terpisah atau memisahkan diri dari kehidupan rakyat banyak dan jangan hanya mengejar batas-batas kemungkinan yang terkandung dalam bidang tekhnologi. Tetapi, kenyataannya timbulnya iptek terhadap kebudayaan ada dampaknya yaitu timbulnya penguasaan ilmu, munculnya bermacam-macam penyakit baru, melemah dan menghilangnya hubungan-hubungan yang manusiawi, ancaman dari pengusahaan dan penggunaan ilmu dan tekhnologi modern yang dapat menjadikan lemah dan lenyapnya keyakinan-keyakinan reliogius, rusaknya lingkungan hidup fisik maupun social, dan lain-lain. Semakin tingginya atau meningkatnya iptek maka semakin besar dampaknya.

Kesulitan melakukan pilihan yang tepat mengenai teknologi yang hendak kita pergunakan dan kembangkan adalah masalah meneliti dan memperkirakan dampak-dampak yang mungkin timbul, tidak saja dalam jangka yang singkat, tetapi dalam jangka yang panjang. Memperhitungkan dampak jangka panjang sulit, karena dampak-dampak buruk sesuatu tekhnologi mungkin belasan atau puluhan tahun kemudian baru akan terlihat. Ini merupakan proses akumulasi yang perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit, dan baru menimbulkan kerawanan, setelah jauh dari titik yang masih dapat dikendalikan dan diperbaiki tekhnologi dengan lebih mudah dan biaya lebih murah.

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun manusia tiudak bisa menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia.
Perkembangan IPTEK, sangat banyak membantu manusia dalam kehidupannya sehari-hari, baik itu dari segi pendidikan, ekonomi, informasi dan komunikasi, politik dan lain sebagainya. Semua manfaat IPTEK tersebut dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Perkembangan IPTEK selalu seiring dengan perkembangan kebutuhan manusia, semakin kompleks permasalahan yang dihadapi manusia dalam kehidupannya, maka perkembangan IPTEK pun akan semakin canggih, karena pada hakikatnya perkembangan IPTEK itu bertujuan untuk bagaimana membantu manusia mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Perkembangan IPTEK sangat pesat dan begitu cepatnya hal ini disebabkan karena adanya berbagai perkembangan atau dorongan yang ingin dipenuhi oleh manusia dalam kehidupan baik itu kebutuhan yang berhubungan dengan kebutuhan pribadi kelompok, maupun kebutuhan Negara dan bangsa secara umum.
Dengan ada iptek,maka kita bisa mengolah banyak sumber alam mentah tanpa dipantau pihak asing yang lebih senior.
penerapan Iptek dalam pembangunan telah meningkatkan kehidupan masyarakat dan memajukankehidupan bangsa dan negara di berbagai sektor. Namun harus disadari di balik semua itu adadampak-dampak negatifnya terhadap lingkungan hidup.
Beberapa pengaruhnya yaitu:
1.Perubahan Tata Nilai
Berbagai penemuan teknologi telah membawa perubahan yang begitu cepat dalam tata kehidupanmasyarakat. Perubahan itu antara lain cara orang bekerja, gaya hidup, dan tata nilai masyarakat.Berbagai penemuan dan penerapan teknologi telah membuka fase industrialisasi. Teknologi danindustrialisasi cenderung mempercepat tempo kehidupan, pengangkutan serba cepat, dankomunikasi secepat kilat
2.Adanya Kesenjangan Sosial
Perkembangan industri dapat meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan kerja. Tetapi jugamemunculkan kesenjangan sosial di masyarakat. Muncullah kelompok masyarakat pemilik modalyang kaya bahkan menjadi konglomerat, tetapi juga ada kelompok masyarakat yang tidak memilikiketrampilan. Mereka yang tidak menguasai teknologi akan semakin ketinggalan dan hidup miskin.Terjadilah jurang perbedaan yang begitu dalam antara si kaya dan si miskin. Hal ini dapat mendorongkecemburuan sosial dan kerawanan keamanan
3.merosot dan merusaknya lingkungan alam
4.kekhawatiran manusia terhadap persenjataan kimia dan nuklir
5.berkembangnya kenakalan remaja dan kriminalitas.

Jadi, jelaspenerapan IPTEK memiliki banyak keuntungan, tetapi juga ada dampak negatif yang harus dicarijalan pemecahannya. Selain dampak positif, perkembangan sistem informasi, komunikasi, dantransportasi juga memiliki dampak yang negatif. Dengan adanya media informasi, komunikasi, dantransportasi ternyata telah membawa pengaruh nilai-nilai sosial budaya luar yang mulai menggeser budaya bangsa klasik yang adi luhung. Kehidupan individualistik mulai berkembang dan menggeser nilai-nilai kekerabatan dan gotong royong sebagian rakyat Indonesia.

source:
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091019013324AAicdWi
http://z0n2.wordpress.com/2008/04/01/media-pembelajaran/
http://www.scribd.com/doc/49316601/Dampak-Iptek-Terhadap-Masyarakat-dan-Budaya-Setempat
http://www.rhynosblog.com/2009/12/dampak-iptek-terhadap-kebudayaan.html
Rabu, 02 Maret 2011 | By: Citra Istia

HUBUNGAN ANTARA KEBUDAYAAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI


Pembahasan tentang ‘science’dan teknologi tak akan lengkap bila tak ditinjau keterkaitannya dengan budaya. Untuk tujuan tersebut terlebih dahulu akan dikemukakan suatu cara pandang tentang apa yang dimaksud dengan budaya. Cara pandang yang digunakan dalam pembahasan ini adalah bahwa, budaya suatu masyarakat merupakan himpunan informasi yang menjadi milik semua anggota masyarakat yang menganut budaya tersebut, dan menjadi rujukan di dalam segala tindakan dan pola laku anggota masyarakatnya, dan karenanya merupakan himpunan informasi yang keterjangkauannya merata bagi semua anggota masyarakat tersebut.
Ilmu atau pengetahuan merupakan himpunan informasi yang terbentuk dalam upaya manusia untuk mengetahui alam lingkungan dan tatanan kehidupannya, maupun di dalam upaya untuk menciptakan sistem-sistem yang dibutuhkannya. Bagian dari himpunan informasi tentang ilmu atau pengetahuan yang bersifat deskriptif, yaitu memberikan gambaran dan penjelasan tentang sistem-sistem yang ada, baik sistem-sistem fisik alamiah maupun sistem-sistem sosial, dikategorikan sebagai ‘science’. Bila arah perhatian tertuju kepada sistem fisik alamiah maka disebut natural sciences dan bila arah perhatian tertuju kepada sistem social disebut social sciences. Bagian dari himpunan informasi tentang ilmu atau pengetahuan yang bersifat preskriptif, yaitu memberikan petunjuk atau resep tentang bagaimana membentuk, atau menciptakan, ataupun tentang bagaimana cara mengoperasikan suatu sistem, disebut teknologi.
Telah dikemukakan terdahulu bahwa ilmu atau pengetahuan yang tergolong sebagai science terkait erat dengan upaya untuk memahami struktur fenomena yang dijumpai dalam kehidupan. Upaya semacam itu tentunya dilakukan oleh sesuatu masyarakat bila di dalam tatanan nilai budayanya upaya untuk memahami struktur fenomena yang dijumpai dalam kehidupan dipandang penting dan karenanya merupakan upaya yang berharga ataupun dihargai.
Di            dalam proses untuk memahami sesuatu fenomena, serentetan pertanyaan dimunculkan, dan jawaban-jawaban disusun. Setiap jawaban ditelaah, dan karenanya diuji kebenaran dan keabsahannya; artinya dipertanyakan terlebih dahulu kebenaran dan keabsahannya sebelum diakui sebagai jawaban yang tepat. Proses memahami yang digambarkan tersebut menuntut adanya tata-nilai yang menghargai keterbukaan dalam merumuskan pendapat dan mempertanyakan atau menguji keabsahan suatu pendapat. Suatu masyarakat yang menganut tata-nilai budaya semacam itu berpotensi untuk memperkaya khazanah informasi budayanya dengan informasi yang mempertajam dan memperdalam tingkat pemahaman masyarakatnya akan fenomena-fenomena yang dijumpai dalam kehidupannya. Dengan pernyataan lain, masyarakat dengan tata-nilai budaya yang digambarkan tersebut mampu menyuburkan pertumbuhan pengetahuan ilmiah. Uraian tersebut menunjukkan adanya kaitan yang kuat antara tata-nilai budaya suatu masyarakat dengan kemampuannya di dalam mengembangkan pengetahuan ilmiah.
Bila dalam budaya masyarakat dijumpai informasi yang mengarahkan masyarakat tersebut untuk lebih intensif di dalam mengupayakan kejelasan fenomena-fenomena yang dilihat atau dialami atau dirasakan, maka intensitas upaya semacam itu di dalam kehidupan masyarakat tersebut akan tinggi, dan budayanya akan diperkaya dengan informasi ilmiah, dan hal ini akan terungkapkan pada pola laku masyarakatnya. Bila intensitas pengupayaan untuk menghasilkan penjelasan dari fenomena-fenomena yang dijumpai makin tinggi, maka masyarakat tersebut makin tinggi tingkat budaya ilmiahnya. Dengan perkataan lain, kadar informasi ilmiah di dalam himpunan informasi yang menjadi budayanya makin tinggi.
Makin kaya khazanah informasi ilmiah dalam suatu masyarakat, makin banyak fenomena yang difahami dan makin mendalam pemahaman masyarakat tersebut akan struktur dan kelakuan dari gejala-gejala yng dijumpainya dalam kehidupan, baik gejala alam maupun gejala sosial. Upaya-upaya teknologis, yaitu upaya-upaya untuk menciptakan sistem-sistem, memerlukan pemahaman akan sistem-sistem yang telah ada, karena sistem ciptaan orang (anggota masyarakat) hanya dapat dibentuk dengan mengubah atau mensintesa struktur sistem-sistem yang telah ada. Oleh karena itu, hasil dari upaya-upaya ilmiah sangat penting di dalam menyediakan basis informasi bagi upaya-upaya teknologis.

Di Gambar 3.1 ditunjukkan juga bahwa selain pengkayaan informasi budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan sendiri dari kegiatan-kegiatan IPTEK dan kegiatan lain dalam kehidupan masyarakatnya, terdapat juga penyerapan informasi dari masyarakat lain.
Gambar 3.1. Skema pola keterkaitan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan industrialisasi yang secara sinergi saling mendukung perkembangan. IP – ilmu pengetahuan; TEK – teknologi.
 
Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa. Pengaruh globalisasi dirasakan di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain-lain yang akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme bangsa.
Secara umum globalisasi dapat dikatakan suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Menurut Edison A. Jamli (Edison A. Jamli dkk, Kewarganegaraan, 2005), globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. Dengan kata lain proses globalisasi akan berdampak melampaui batas-batas kebangsaan dan kenegaraan.
Sebagai sebuah proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi, dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan dimensi waktu. Dimensi ruang yang dapat diartikan jarak semakin dekat atau dipersempit sedangkan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Hal ini tentunya tidak terlepas dari dukungan pesatnya laju perkembangan teknologi yang semakin canggih khususnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah pendukung utama bagi terselenggaranya globalisasi. Dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi, informasi dalam bentuk apapun dan untuk berbagai kepentingan, dapat disebarluaskan dengan mudah sehingga dapat dengan cepat mempengaruhi cara pandang dan gaya hidup hingga budaya suatu bangsa. Kecepatan arus informasi yang dengan cepat membanjiri kita seolah-olah tidak memberikan kesempatan kepada kita untuk menyerapnya dengan filter mental dan sikap kritis. Makin canggih dukungan teknologi tersebut, makin besar pula arus informasi dapat dialirkan dengan jangkauan dan dampak global. Oleh karena itu selama ini dikenal asas “kebebasan arus informasi” berupa proses dua arah yang cukup berimbang yang dapat saling memberikan pengaruh satu sama lain.
Namun perlu diingat, pengaruh globalisasi dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh positif yang dapat dirasakan dengan adanya TIK adalah peningkatan kecepatan, ketepatan, akurasi dan kemudahan yang memberikan efisiensi dalam berbagai bidang khususnya dalam masalah waktu, tenaga dan biaya. Sebagai contoh manifestasi TIK yang mudah dilihat di sekitar kita adalah pengiriman surat hanya memerlukan waktu singkat, karena kehadiran surat elektronis (email), ketelitian hasil perhitungan dapat ditingkatkan dengan adanya komputasi numeris, pengelolaan data dalam jumlah besar juga bisa dilakukan dengan mudah yaitu dengan basis data (database), dan masih banyak lagi.
Sedangkan pengaruh negatif yang bisa muncul karena adanya TIK, misalnya dari globalisasi aspek ekonomi, terbukanya pasar bebas memungkinkan produk luar negeri masuk dengan mudahnya. Dengan banyaknya produk luar negeri dan ditambahnya harga yang relatif lebih murah dapat mengurangi rasa kecintaan masyarakat terhadap produk dalam negeri. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia
Pada hakikatnya teknologi diciptakan, sejak dulu hingga sekarang ditujukan untuk membantu dan memberikan kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan, baik pada saat manusia bekerja, berkomunikasi, bahkan untuk mengatasi berbagai persoalan pelik yang timbul di masyarakat. TIK tidak hanya membantu dan mempermudah manusia tetapi juga menawarkan cara-cara baru di dalam melakukan aktivitas-aktivitas tersebut sehingga dapat mempengaruhi budaya masyarakat yang sudah tertanam sebelumnya.
Budaya atau kebudayaan adalah kerangka acuan perilaku bagi masyarakat pendukungnya yang berupa nilai-nilai (kebenaran, keindahan, keadilan, kemanusiaan, kebijaksanaan, dll ) yang berpengaruh sebagai kerangka untuk membentuk pandangan hidup manusia yang relatif menetap dan dapat dilihat dari pilihan warga budaya itu untuk menentukan sikapnya terhadap berbagai gejala dan peristiwa kehidupan.
Jadi bagaimana TIK dapat mempengaruhi nilai-nilai yang telah tumbuh di masyarakat dalam suatu bangsa itu sangat tergantung dari sikap masyarakat tersebut. Seyogyanya, masyarakat harus selektif dan bersikap kritis terhadap TIK yang berkembang sangat pesat, sehingga semua manfaat positif yang terkandung di dalam TIK mampu dimanifestasikan agar mampu membantu dan mempermudah kehidupan masyarakat, dan efek negatif dapat lebih diminimalkan.
  

Sumber Referensi :
(1) Iskandar Alisjahbana, “Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di
Dunia dan Indonesia”, Menerawang Masa Depan Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Seni Dalam Perkembangan Budaya Masyarakat Bangsa
Indonesia, Saswinadi Sasmojo et.al. (editors), Penerbit ITB Bandung, 1991,
halaman 23-68.

(2) Enno W. Hommes, “Technology, Risk, Countervailing Power and Sustainable
Development”, Paper Presented at Discussion Forum on Development Issues,
at the Institute of Technology of Bandung, 14-15 May 1990.

(3) Khalid Saeed, “Managing Technology for Development: A Systems
Perspective, in Towards Sustainable Development, Essays on System
Analysis of National Policy”, Chapter 9, pp. 143-164, Progressive Publishers,
Zailar Park, Ichhra, Lahore 54600, Pakistan.

(4) Saswinadi Sasmojo, Iptek dan Budaya Masyarakat dalam Menunjang
Industrialisasi di Indonesia, Dalam “Analisis Permasalahan Dalam
Pembangunan; Pembangunan Industri dan Pengembangan Sumberdaya
Manusia”, Buku ke-2, Dewan Sosial Politik Daerah “C”, Jawa Barat, 1995.
(5) Sutan Takdir Alisjahbana, “Tugas ilmu, agama dan seni dalam krisis poros
sejarah dewasa ini”, Menerawang Masa Depan Ilmu Pengetahuan, Teknologi
dan Seni Dalam Perkembangan Budaya Masyarakat Bangsa Indonesia,
Saswinadi Sasmojo et.al. (editors), Penerbit ITB Bandung, 1991, halaman 3-
22.
(6) Daoed Joesoef, “Krisis metafisis dalam ilmu pengetahuan”, Menerawang Masa
Depan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni dalam Perkembangan Budaya Masyarakat Bangsa Indonesia, Saswinadi

www.find-docs.com