Orang-orang Indonesia berasal dari berbagai suku bangsa, termasuk Jawa, Sunda, Madura, Aceh, Batak, Minangkabau, Bali, dan Bugis. Suku Jawa adalah yang terbesar di Indonesia, dan mereka kurang lebih merupakan 45% dari seluruh populasi. Mereka berasal dari bagian tengah tengah dan timur Pulau Jawa. Suku Sunda adalah suku terbesar kedua , dan mereka merupakan 14% dari seluruh populasi. Mereka pada awalnya mendiami bagian barat Pulau Jawa. Suku terbesar ketiga adalah suku Madura, yang merupakan 7,5% dari seluruh populasi. Mereka pada awalnya mendiami Pulau Madura, bagian timur Pulau Jawa dan Kepulauan Kangean. Suku bangsa terbesar keempat adalah suku Minangkabau, yang merupakan 3% dari seluruh populasi dan merupakan pendiam dari propinsi Sumatera Barat. Minangkabau sangat terkenal di kalangan antropolog sebagai penganut sistem matrilineal terbesar di dunia.
Meskipun etnis tionghoa mewakili sebagian kecil dari total populasi (lebih kecil dari 3%), mereka merupakan kekuatan utama dari ekonomi, mengoperasikan segalanya mulai dari toko-toko kecil hingga bank-bank besar dan industri-industri di Indonesia. Sebagian besar dari etnis tionghoa di Indonesia memiliki leluhur yang berasal dari selatan Cina dan berasal dari ras Hakka, Hokkien, atau Kanton. Etnis tionghoa di Indonesia biasanya terbagi menjadi 2 kelompok utama: (i) Cina peranakan, yang biasanya memiliki latar belakang Cina dan Indonesia, menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utamanya, dan yang biasanya mengadopsi adat istiadat Indonesia; dan (ii) Cina totok, yang dianggap sebagai Cina murni, yang biasanya merupakan pendatang generasi pertama atau kedua, dan memegang kebudayaan Cina dengan teguh.
I. KEANEKARAGAMAN SUKU DAN BANGSA DI INDONESIA BAGIAN BARAT
(BATAK MINANGKABAU, JAWA DAN SUNDA)
A. Pola Kebudayaan Suku Bangsa Batak
Daerah persebaran suku Batak meliputi daerah pegunungan di Sumatra Utara. Sebelah selatan berbatasan dengan Daerah Istimewa Aceh. Sebelah selatan berbatasan dengan propinsi Riau dan Sumatra Barat. Suku bangsa Batak yang mendiami wilayah tersebut adalah Batak Karo, Batak Pak-Pak, Batak Simalungun, Batak Toba, Batak Angkalo dan Batak Mandaling.
Orang-orang Batak ini mendiami Dataran Tinggi Karo, Langkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, Simalungun, Dairi, Toba, Humangang, Silinding, Angkalo, Mandaling dan Kabupaten Tengah.
1. Sistem Religi dan Kepercayaan
Kehidupan religi masyarakat batak dipengaruhi oleh beberapa agama. Agama Islam telah masuk ke daerah Batak sekitar awal abad ke-19 yang dibawa oleh orang Minangkabau, dianut oleh sebagian besar suku bangsa Batak bagian selatan, seperti Batak Mandaling dan Angkalo. Agama Kristen disiarkan di daerah Toba dan Simalungun oleh organisasi penyiar agama dari Jerman dan Belanda sekitar tahun 1863. Terutama pada Batak Karo. Selain kedua agama tersebut, orang Batak juga mempunyai kepercayaan pada Animism
4. Sistem Politik
Secara umum kepemimpinan pada masyarakat Batak terbagi dalam tiga bidang, yaitu kepemimpinan adat, pemerintah dan agama. Kepemimpinan dibidang pemerintah dipegang oleh salah seorang dari turunan tertua merga tanah. Kepala hutan disebut penghulu, Kepala urung disebut saja raja urung dan sibayak untuk untuk bagian kerajaan.
B. Pola Kebudayaan Suku Bangsa Minangkabau
Daerah Minangkabau meliputi wilayah seluas propinsi Sumatra Barat. Secara
tradisional daerah darat dianggap sebagai asal kebudayaan Minangkabau.
1. Sistem Religi dan Kepercayaan
Masyarakat Minangkabau merupakan penganut agama Islam yang taat. Seluruh kehidupan masyarakat sangat dipengaruhi oleh sendi-sendi agama Islam. Pelajaran agama dan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan oleh seorang tuanku atau Syeikh yang sama dengan Kyai di Jawa.
2. Sistem Kekerabatan
Garis keturunan masyarakat minangkabau yang dianut adalah garis keturunan
matrilineal yaitu seorang akan masuk keluarga ibunya, bukan keluarga ayahnya. Dalam masyarakat Minangkabau tidak ada larangan mempunyai lebih dari satu istri, terutama bagi seorang yang memiliki kedudukan tertentu.
3. Sistem Kesenian
Dalam sistem kesenian, kita akan membahas rumah adat, pakain adat, seni tari
dan alat musik tradiasional.
a. Rumah adat
Rumah adat Minangkabau didirikan diatas panggung dan bentuknya memanjang. Sebuah rumah adat biasanya memiliki tiga didiah, satu digunakan sebagai ruang tidur (bilik) didiah kedua merupakan bagian yang terbuka tempat menerima tamu atau mengadakan pesta, dan didiah ketiga untuk tamu.
b. Pakaian adat
Umumnya para wanita memakai baju karung dan berkain serta kerudung.Pria memakai celana panjang kain serta dililit sarung dan kemeja lengan panjang yang bagian lehernya baju jas tanpa kerah.
C. Pola Kebudayaan Suku Bangsa Jawa
Suku bangsa Jawa mendiami pulau Jawa bagian tengah dan timur sungguhpun demikian, ada daerah-daerah yang disebut kejawen sebelum terjadi perubahan seperti sekarang ini. Daerah itu adalah Banyumas, Kedu, Yogyakarta, Surakarta, Madiun, Malang dan Kediri. Daerah-daerah lainnya dinamakan pesisir dan ujung timur. Daerah yang merupakan pusat kebudayaan Jawa adalah dua daerah yang dulu bekas kerajaan Mataram, yaitu Yogyakarta dan Surakarta yang terpecah pada tahun 1755.
1. Sistem Religi dan Kepercayaan
Agama Islam merupakan agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakat suku bangsa Jawa. Hal tersebut tampak nyata pada bangunan-bangunan tempat beribadah bagi umat Islam.
1.Golongan Islam santri adalah golongan Islam yang menjalankan ibadahnya sesuai dengan ajaran Islam. Dengan melaksanakan ajaran Islam sesuai dengan syariat- syariatnya.
2.Golongan Islam Kejawen ialah golongan yang percaya pada ajaran Islam. Tetapi
tidak secara patuh menjalankan rukun Islam.
Orang Jawa mengaitkan upacara-upacara keagamaan dengan ³selamatan´ antara lain
sebagai berikut :
a. Selamatan dalam rangka lingkaran hidup seseorang seperti :
1. Tujuh bulan kehamilan
2. Kelahiran
3. Potong rambut yang pertama
4. Upacara turun tanah yang pertama
5. Menusuk telinga / nindik (untuk anak perempuan)
6. Khitanan (untuk anak laki-laki)
5. Menusuk telinga / nindik (untuk anak perempuan)
6. Khitanan (untuk anak laki-laki)
7. Upacara perkawinan
8. Upacara kematian serta upacara berkala setelah kematian
b. Selamatan untuk memperingati hari-hari serta bulan-bulan Islam
1. Bersih desa
2. Penggarapan tanah pertanian
3. Masa tanam dan masa panen
c. Selamatan untuk memperingati hari-hari serta bulan-bulan besar Islam
d. Selamatan pada saat yang tidak menentu berkenaan dengan kejadian-kejadian
seperti :
1. Melakukan perjalanan jauh
2. Menempati rumah baru
3. Menolak bahaya (ngruwat)
4. Janji kalau sembuh dari sakit (kaul)
2. Sistem Kekerabatan
Sistem kekerabatan pada masyarakat Jawa didasarkan pada prinsip keturunan bilateral atau parental, sedangkan sistem klasifikasi dilakukan menurut angkatan- angkatan.
source :
http://my.opera.com/paw_rs2/blog/2007/08/29/keragaman-suku-bangsa-di-indone
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/keragaman-suku-bangsa-dan-budaya-di-indonesia/
http://www.scribd.com/doc/36401568/Keanekaragaman-Suku-Dan-Bangsa-Di-Indonesia