Rabu, 26 September 2012 | By: Citra Istia

Bahasa Sebagai Alat Pencari Kerja



Tak bisa dipungkiri, dunia ini sudah memasuki era globalisasi dan globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya. kemajuan jaman ini semakin menuntut semua sektor kehidupan untuk bisa terhubung satu sama lain. Dan tentu saja untuk berkomunikasi dengan yang lain, Anda membutuhkan bahasa. 
Tingginya biaya hidup pada hidup pada era globalisasi ini secara langsung memaksa masyarakat untuk memutar otak agar mendapatkan pendapatan yang cukup atau lebih untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya, dan dengan populasi masyarakat di Indonesia yang tergolong sangat banyak ini tidaklah mudah untuk menunaikan kebutuhan tersebut tanpa peranan uang yang merupakan sebuah alat pembayaran atau transaksi.  Sudah kita ketahui bahwa dengan bekerjalah kita bisa menghasilkan uang.  Bekerja pada perusahaan, lembaga-lembaga, atau mungkin kita bisa membangun usaha sendiri. Tapi telah kita ketahui bahwa tidaklah mudah untuk memulai semua itu, sebagaimana kita tahu bahwa Negara kita ini sudah banyak didatangi banyak warga Negara asing yang dating untuk sekedar berlibur bahkan kebanyakan dari mereka datang untuk mencari lapangan pekerjaan atau malah mendirikan suatu perusahaan. Kini banyak sekali perusahaan-perusahaan asing terdapat di berbagai belahan daerah Indonesia, dan tidaklah sedikit masyarakat Indonesia  yang bekerja sama dengan meraka atau bahkan menjadi pegawai.  Dengan adanya hal tersebut kita sebagai pribumi diharuskan mengadakan kontak langsung dengan mereka khususnya dalam hal bahasa.
Dalam era globalisasi ini, sangatlah sulit untuk mendapatkan suatu pekerjaan karena kini perusahaan-perusahaan menerapkan kriteria pegawai yang cukup tinggi dan tentunya berdedikasi. Salah satu kriteria yang sering kita jumpai adalah lancar berbahasa Inggris. Bahasa Inggris menjadi bahasa pergaulan dunia. Boleh saja bagi Anda menguasai berbagai bahasa asing, namun sepertinya Bahasa Inggris wajib masuk dalam daftar bahasa yang Anda kuasai. Bahasa asing sangat penting menunjang karir anda, tes seleksi kerja banyak yang mengharuskan Anda menunjukkan kemampuan berbahasa Inggris, baik dengan tes wawancara ataupun tes tertulis. Rekan kerja bahkan atasan Anda pun bisa saja merupakan orang asing maka untuk berkomunikasi dengan mereka Anda harus belajar berbahasa asing. Jika saat mencari kerja pun sudah penting, tentu saja bahasa asing semakin berguna saat sudah diterima kerja. Banyak posisi-posisi penting di perusahaan diisi oleh orang asing. Naik tidaknya karir seseorang sangat dipengaruhi pada bagaimana dia bisa berkomunikasi dengan berbagai pihak, khususnya atasan. Jika seseorang mampu menyampaikan ide gemilang bagi perusahaan, tentu atasan pun akan meliriknya sebagai karyawan berprestasi. Namun, apa jadinya jika seseorang sulit menyampaikan ide-ide tersebut karena terkendala bahasa? Pasti sangat disayangkan. 
Namun sebelum anda mempelajari bahasa asing, hendaknya mempelajari dan memahami bahasa Negara Anda sendiri yaitu bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan belum mendapat tempat di hati generasi bangsa. Penggunaan bahasa dalam satu rumpun kebudayaan yang sama hanya terjadi dalam komunikasi antar masyarakat dalam lingkup daerah tertentu. Seperti masyarakat Padang, menggunakan bahasa Minang untuk berkomunikasi antar sesama orang Padang dan masyarakat Jawa menggunakan bahasa Jawa untuk kepentingan komunikasi antar sesama orang Jawa. Hal tersebut menjadi kendala apabila di suatu daerah terdapat kumpulan warga yang berbeda, terdiri dari kumpulan masyarakat dengan latar belakang budaya yang tidak sama. Maka dibutuhkan bahasa yang dapat menjembatani kesulitan berkomunikasi dan sekaligus mempersatukan masyarakat.
Mengapa bahasa itu sangat penting pada era globalisasi ini, apalagi dalam dunia pekerjaan? Berikut ini 4 alasan pentingnya bahasa beserta fungsinya:
1.    Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi.

2.    Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4).

3.    Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bagi orang asing, pilihan kata itu penting agar ia diterima di dalam lingkungan pergaulan orang Indonesia. Jangan sampai ia menggunakan kata kamu untuk menyapa seorang pejabat. Demikian pula jika kita mempelajari bahasa asing. Jangan sampai kita salah menggunakan tata cara berbahasa dalam budaya bahasa tersebut. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut.

4.    Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Contoh fungsi bahasa sebagai alat control sosial adalah sebagai alat peredam marah yaitu dengan cara menulis dengan menulis maka amarah kita akan hilang secara dikit demi dikit dan masalah menjadi lebih terang.
Dengan ini, bahasa merupakan suatu hal yang sangat penting untuk segala aspek. Maka dari itu bahasa termasuk dalam hal penting yang dijadikan bahan ujian untuk menyeleksi orang-orang yang masuk dalam kriteria pegawai suatu perusahaan selain psikotes. Bahasa tentu beragam. Demikian halnya dengan perusahaan. Ada perusahaan asli dari Indonesia, namun ada pula perusahaan asing. Lalu,selan menguasai bahasa Indonesia, bahasa asing apa yang sebaiknya kita kuasai? bahasa yang pasti harus dikuasai seseorang adalah Bahasa Inggris. bahasa kedua yang bisa dikuasai bergantung pada asal perusahaan yang akan dilamar.
Bahasa Indonesia disini penting saat dalam wawancara atay interview pegawai baru, dimana orang lain akan bias menilai seberapa besar kita memahami bahasa Negara kita sendiri sehingga kita bias berbicara sopan, formal, dan tentunya sesuai dengan kaidahnya.
 

Referensi :

Tuhan, Ijinkan Aku Menjadi Pelacur

>> SINOPSIS



Novel karangan Muhidin M Dahlan ini memuat kisah seorang perempuan bernama Nidah Kirani yaitu seorang muslimah yang sangat taat. Tubuhnya ditutupi oleh jubah dan jilbab besar. Nidah memiliki keinginan yaitu menjadi muslimah yang beragama secara kiffah. Nidah pun sampai membuat suatu forum pengajian yang ternyata didukung oleh dewan mahasiswa di kampusnya. Tetapi tak disangka setelah forum itu dijalankan dan memiliki anggota yang cukup banyak, slah satu anggota forum yang didirikan oleh Nidah, mengajak Nidah untuk masuk dan menjadi anggota organisasinya, yang Nidah piker itu adalah sebuah organisasi yang ia idam-idamkan mampu mengantarkanya menjadi seorang muslimah yang beragama secara kiffah. Namun sayang, ternyata ini adalah awal kehancuran keimanan dalam diri Nidah.
Nidah kecewa sekali mendapatkan kenyataan bahwa didalam organisasi itu hanyalah sebuah kepalsuan dan kebohongan belaka. Mendapatkan musibah seperti ini Nidah merasa kecewa kepada Allah,karena Allah malah memberikan cobaan seberat ini kepada dia yang telah mati-matian ingin menegakkan agama Islam. Tapi  bukannya malah kembali kepada jalan yang benar dan bertobat, Nidah malah melampiaskan kekesalannya dengan melakukan hal-hal yang jelas-jelas melanggar norma dan syariat-syariat Islam, seperti freesex, narkoba, dan lain-lain.
Dan semua yang tergoda oleh Nidah Kirana untuk melakukan freesex adalah pria-pria yang merupakan aktivis Islam. Mereka adalah orang-orang munafik pikir Nidah. Akhirnya ia pun menjual diri nya pada para pria. Pelacur, pilihan yang dia pikir lebih menguntungkan ketimbang hanya sekedar freesex dengan teman-teman kampusnya. Petualangan sex Nidah ini mampu membongkar kenyataan yang semakin menguatkan pilihanya untuk menjadi pengikut iblis, bahwa Dosen kampusnya ternyata seorang germo dalam dunia pelacuran yang ternyata anggota DPRD dari fraksi yang selama ini bersikukuh memperjuangkan tegaknya syariat islam di Indonesia. Sungguh naas kenyataan ini.
Kiran merasa semakin kecewa kepada tuhan, kepada agama, kepada semua konsep cinta laki-laki terutama, firman-firman. Kiran merasa tuhan tidak adil dan tidak melihat atau mendengar apa yang dilakukannya selama ini demi memperjuangkan tegaknya agama islam. Pada akhir cerita novel ini agak menggantung tetapi si penulis secara tidak langsung menjelaskan bahwa Nidah tetap menjadi pengikut iblis yang setia, tidak kembali kepada ajaran Islam dan melupakan impianya untuk menjadi seorang muslimah yang kaffah.