Pengertian Etika
Menurut Dr James J. Spillane SJ. Mengungkapkan bahwa etika
atau ethics memperhatikan atau mempertimbangkan tingkah laku manusia dalam
pengambilan keputusan moral. Etika mengarahkan atau menghubungkan pengunaan
akal budi individual dengan objektivitas untuk menemukan kebenaran atau
kesalahan dan tingkah laku seseorang terhadap orang lain.[1]
DR. H. Hamzah Ya’kub
dalam bukunya Etika Islam merumuskan sebagai berikut : Etika merupakan ilmu
yang meyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dan memperlihatkan mana
perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.[2]
Jadi dari dua pengertian diatas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa Etika merupakan suatu ilmu yang memepelajari benar dan salah dengan memperhatikan juga tingkah laku manusia dalam pengambilan keputusan moral.
Kegunaan Etika
- Etika membuat kita memiliki pendirian dalam pergolakan berbagai pandangan moral yang kita hadapi.
- Etika membantu agar kita tidak kehilangan orientasi dalam transformasi budaya, sosial, ekonomi, politik dan intelektual dewasa ini melanda dunia kita.
- Etika juga membantu kita sanggup menghadapi idiologi-idiologi yang merebak di dalam masyarakt secara kritis dan obeyktif
- Etika membantu agamawan untuk menemukan dasar dan kemapanan iman kepercayaan sehingga tidak tertutup dengan perubahan jaman
Dimana Etika Ditemukan
Jika berbicara mengenai dmana Etika itu ditemukan, maka kita
akan kembali melihat kedalam pengertian Etika itu sendiri. Istilah Etika
berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos
sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu :
tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat,
akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat
kebiasaan. Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya
istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral.
Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu
tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens,
2000)
Dari pengertian tersebut, ditemukan bahwa hal-hal yang
membuat etika itu ditemukan adalah dari luar diri manusia dan dari dalam diri
manusia itu sendiri. Dimana etika dari luar diri manusia adalah hal-hal yang
mempengaruhi tata berkelakuan manusia dalam pergaulan hidup sehari-hari.
Sehingga dapat dikatakan bahwa, perilaku manusia terhadap lingkungan sekitar
itu dapat mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Karena pengaruh dari
luar diri manusia itu juga mempengaruhi perilaku manusia. Jadi jika
lingkungannya baik, maka baik pula perilaku seseorang begitu pula sebaliknya.
Sedangkan etika yang berasal dari dalam diri manusia adalah
dari spiritual manusia itu sendiri. Yakni dapat dikatakan bahwa etika itu
berhubungan dengan nilai-nilai dari kegamaan seseorang, yang menyebabkan
manusia memiliki budi pekerti yang luhur yang baik. Hubungannya adalah didlama
agama telah diatur hal-hal apa saja yang dilarang dan boleh dikerjakan.Sehingga
dapat memilah mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk.
Pengertian Profesi
Sebenarnya para sarjana belum ada kata sepakat tentang apa
sebenarnya yang menjadi definisi profesi sebab tidak ada suatu standar (yang
disepakati) pekerjaan/tugas yang bagaimanakah yang dikatakan dengan profesi
tersebut.
Tetapi, sebagai pegangan dapat dikutip dari pernyataan dari
pendapat DR. J. Spilane SJ. Dalam “Nilai-Nilai Etis dan Kekuasaan Utopis” ,
yaitu profesi merupakan jabatan seseorang jika profesi itu tidak bersifat
komersial, mekanis, pertanian dan sebagainya. Secara tradisional ada emapt profesi
yakni kedokteran, hukum pendidikan dan kependetaan. [3]
Kemudian Muhammad imaduddin Abdurrahim dalam tulisannya
berjudul Profesionalisme dalam Islam , mengemukakan bahwa Profesionalisme
biasanya dipahami sebagai suatu kualitas yang wajib dimiliki setiap eksekutif
yang baik. Didalamnya beberapa ciri yaitu
- keterampilan tinggi dalam suatu bidang
- memiliki ilmu dan pengalaman seta kecerdasan dalam menganalisa suatu masalah dan peka didalam situasi, cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan.
- Punya sikap berorientasi ke depan, sehingga mempunyai kemampuan untuk mengatisipasi perkembangan lingkungan
- Mempunyai sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi.
Titik Kelemahan dari Kode Etik Profesi
Kode etik memang diperlukan dalam mengatur profesi agar
tidak menyimpang dan merugikan orang lain, akan tetapi kode etik ini sendiri
terdapat beberapa titik kelemahannya. Titik kelemahan kode etik profesi yaitu:
- Idealisme yang terkandung dalam kode etik profesi adakalanya tidak sejalan dengan fakta yang terjadi di sekitar para profesional. Hal ini cukup menggelitik para profesional untuk berpaling pada kenyataan dan mengabaikan idealisme kode etik profesi. Kode etik profesi tidak lebih dari pajangan tulisan belaka.
- Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak dilengkapi dengan sanksi keras karena keberlakuannya semata-mata berdasarkan kesadaran profesional. hal inilah yang memberi peluang kepada profesional yang lemah iman untuk berbuat menyimpang dari kode etik profesinya.
Nah itulah beberapa kelemahan dari kode etik profesi,
kembali kepada imannya masing-masing, jika imamnya kuat kode etik itu takkan
dilanggar akan tetapi jika imannya lebah maka bisa jadi kode etik profesi akan
dilanggar.
Kelebihan dan Kekurangan Etika serta contohnya
Ada dua teori etika yang dikenal yaitu:
? Etika Deontologi
Istilah ”deontologi” berasal dari kata Yunani deon, yang
berarti kewajiban. Karena itu, deontologi menekankan kewajiban manusia untuk
bertindak secara baik. Menurut etika deontologi, suatu tindakan itu baik bukan
dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan itu,
melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada dirinya sendiri.
Dengan kata lain, tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan
berdasarkan kewajiban yang memang harus dilaksanakan terlepas dari tujuan atau
akibat dari tindakan itu.
Contoh, suatu tindakan bisnis yang akan dinilai baik oleh
teori etika deontologi bukan karena tindakan itu mendatangkan akibat baik bagi
pelakunya, melainkan karena tindakan itu sejalan dengan kewajiban si pelaku untuk,
misalnya, memberikan pelayanan yang baik kepada semua konsumen, untuk
mengembalikan utangnya sesuai dengan kesepakatan.
Etika ini sangat menekankan motivasi, kemauan baik dan watak
yang kuat dari pelaku. Teori etika ini sependapat dengan Immanuel Kant
(1734-1804) yang berkata, kemauan baik harus dinilai baik pada dirinya sendiri
terlepas dari apapun juga. Menurut Kant, tindakan yang baik adalah tindakan
yang tidak saja sesuai dengan kewajiban melainkan juga yang dijalankan demi
kewajiban.
Ada tiga syarat yang harus dipenuhi yaitu:
• Supaya suatu tindakan punya nilai moral, tindakan itu
harus dijalankan berdasarkan kewajiban;
• Nilai moral dari tindakan itu tidak tergantung pada
tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang
mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu
• Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip itu, kewajiban
adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat
pada hukum moral universal.
Adapun kelebihan dari teori ini adalah sebagai berikut:
? Teori etika ini sangat menekankan motivasi, keamuan baik
dan watak yang kuat dari pelaku.
? Suatu tindakan memiliki nilai moral, jika tindakan itu
dijalankan berdasarkan kewajiban.
Adapun kelemahan dari teori ini adalah:
? Ia menolak semua tindakan yang bertentangan dengan
kewajiban sebagai tindakan yang baik, bahkan walaupun tindakan itu berguna.
? Pentingnya akibat dari suatu tindakan untuk menentukan
apakah tindakan itu baik atau buruk tidak bisa dihindari.
Sumber
[1]Suhrawardi K. Lubis, SH.
1994. Etika Profesi Hukum. Jakarta : Sinar Grafika. Hal 1
[2]Ibid. Suhrawardi K. Lubis,
SH. Hal 2
[3]Ibid. Suhrawardi K.
Lubis, SH. Hal 10
http://blogerweb.wordpress.com
http://kuliahonlinekomunikasi.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar