Sabtu, 15 Maret 2014 | By: Citra Istia

ETIKA DAN PROFESIONALISME [TUGAS]

Pengertian Etika

Menurut Dr James J. Spillane SJ. Mengungkapkan bahwa etika atau ethics memperhatikan atau mempertimbangkan tingkah laku manusia dalam pengambilan keputusan moral. Etika mengarahkan atau menghubungkan pengunaan akal budi individual dengan objektivitas untuk menemukan kebenaran atau kesalahan dan tingkah laku seseorang terhadap orang lain.[1]
DR. H. Hamzah Ya’kub dalam bukunya Etika Islam merumuskan sebagai berikut : Etika merupakan ilmu yang meyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dan memperlihatkan mana perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.[2]

Jadi dari dua pengertian diatas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa Etika merupakan suatu ilmu yang memepelajari benar dan salah dengan memperhatikan juga tingkah laku manusia dalam pengambilan keputusan moral.

Kegunaan Etika
  1. Etika membuat kita memiliki pendirian dalam pergolakan berbagai pandangan moral yang kita hadapi.
  2. Etika membantu agar kita tidak kehilangan orientasi dalam transformasi budaya, sosial, ekonomi, politik dan intelektual dewasa ini melanda dunia kita.
  3. Etika juga membantu kita sanggup menghadapi idiologi-idiologi yang merebak di dalam masyarakt secara kritis dan obeyktif
  4. Etika membantu agamawan untuk menemukan dasar dan kemapanan iman kepercayaan sehingga tidak tertutup dengan perubahan jaman

Dimana Etika Ditemukan
Jika berbicara mengenai dmana Etika itu ditemukan, maka kita akan kembali melihat kedalam pengertian Etika itu sendiri. Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan. Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000)

Dari pengertian tersebut, ditemukan bahwa hal-hal yang membuat etika itu ditemukan adalah dari luar diri manusia dan dari dalam diri manusia itu sendiri. Dimana etika dari luar diri manusia adalah hal-hal yang mempengaruhi tata berkelakuan manusia dalam pergaulan hidup sehari-hari. Sehingga dapat dikatakan bahwa, perilaku manusia terhadap lingkungan sekitar itu dapat mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Karena pengaruh dari luar diri manusia itu juga mempengaruhi perilaku manusia. Jadi jika lingkungannya baik, maka baik pula perilaku seseorang begitu pula sebaliknya.

Sedangkan etika yang berasal dari dalam diri manusia adalah dari spiritual manusia itu sendiri. Yakni dapat dikatakan bahwa etika itu berhubungan dengan nilai-nilai dari kegamaan seseorang, yang menyebabkan manusia memiliki budi pekerti yang luhur yang baik. Hubungannya adalah didlama agama telah diatur hal-hal apa saja yang dilarang dan boleh dikerjakan.Sehingga dapat memilah mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk.


Pengertian Profesi

Sebenarnya para sarjana belum ada kata sepakat tentang apa sebenarnya yang menjadi definisi profesi sebab tidak ada suatu standar (yang disepakati) pekerjaan/tugas yang bagaimanakah yang dikatakan dengan profesi tersebut.


Tetapi, sebagai pegangan dapat dikutip dari pernyataan dari pendapat DR. J. Spilane SJ. Dalam “Nilai-Nilai Etis dan Kekuasaan Utopis” , yaitu profesi merupakan jabatan seseorang jika profesi itu tidak bersifat komersial, mekanis, pertanian dan sebagainya. Secara tradisional ada emapt profesi yakni kedokteran, hukum pendidikan dan kependetaan. [3]

Kemudian Muhammad imaduddin Abdurrahim dalam tulisannya berjudul Profesionalisme dalam Islam , mengemukakan  bahwa Profesionalisme biasanya dipahami sebagai suatu kualitas yang wajib dimiliki setiap eksekutif yang baik. Didalamnya beberapa ciri yaitu
  • keterampilan tinggi dalam suatu bidang
  • memiliki ilmu dan pengalaman seta kecerdasan dalam menganalisa suatu masalah dan peka didalam situasi, cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan.
  • Punya sikap berorientasi ke depan, sehingga mempunyai kemampuan untuk mengatisipasi perkembangan lingkungan
  • Mempunyai sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi.


Titik Kelemahan dari Kode Etik Profesi

Kode etik memang diperlukan dalam mengatur profesi agar tidak menyimpang dan merugikan orang lain, akan tetapi kode etik ini sendiri terdapat beberapa titik kelemahannya. Titik kelemahan kode etik profesi yaitu:
  1.  Idealisme yang terkandung dalam kode etik profesi adakalanya tidak sejalan dengan fakta yang terjadi di sekitar para profesional. Hal ini cukup menggelitik para profesional untuk berpaling pada kenyataan dan mengabaikan idealisme kode etik profesi. Kode etik profesi tidak lebih dari pajangan tulisan belaka.
  2. Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak dilengkapi dengan sanksi keras karena keberlakuannya semata-mata berdasarkan kesadaran profesional. hal inilah yang memberi peluang kepada profesional yang lemah iman untuk berbuat menyimpang dari kode etik profesinya.
Nah itulah beberapa kelemahan dari kode etik profesi, kembali kepada imannya masing-masing, jika imamnya kuat kode etik itu takkan dilanggar akan tetapi jika imannya lebah maka bisa jadi kode etik profesi akan dilanggar.


Kelebihan dan Kekurangan Etika serta contohnya

Ada dua teori etika yang dikenal yaitu:
? Etika Deontologi
Istilah ”deontologi” berasal dari kata Yunani deon, yang berarti kewajiban. Karena itu, deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Menurut etika deontologi, suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada dirinya sendiri. Dengan kata lain, tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang memang harus dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu.
Contoh, suatu tindakan bisnis yang akan dinilai baik oleh teori etika deontologi bukan karena tindakan itu mendatangkan akibat baik bagi pelakunya, melainkan karena tindakan itu sejalan dengan kewajiban si pelaku untuk, misalnya, memberikan pelayanan yang baik kepada semua konsumen, untuk mengembalikan utangnya sesuai dengan kesepakatan.
Etika ini sangat menekankan motivasi, kemauan baik dan watak yang kuat dari pelaku. Teori etika ini sependapat dengan Immanuel Kant (1734-1804) yang berkata, kemauan baik harus dinilai baik pada dirinya sendiri terlepas dari apapun juga. Menurut Kant, tindakan yang baik adalah tindakan yang tidak saja sesuai dengan kewajiban melainkan juga yang dijalankan demi kewajiban.
Ada tiga syarat yang harus dipenuhi yaitu:
• Supaya suatu tindakan punya nilai moral, tindakan itu harus dijalankan berdasarkan kewajiban;
• Nilai moral dari tindakan itu tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu
• Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip itu, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal.
Adapun kelebihan dari teori ini adalah sebagai berikut:
? Teori etika ini sangat menekankan motivasi, keamuan baik dan watak yang kuat dari pelaku.
? Suatu tindakan memiliki nilai moral, jika tindakan itu dijalankan berdasarkan kewajiban.
Adapun kelemahan dari teori ini adalah:
? Ia menolak semua tindakan yang bertentangan dengan kewajiban sebagai tindakan yang baik, bahkan walaupun tindakan itu berguna.
? Pentingnya akibat dari suatu tindakan untuk menentukan apakah tindakan itu baik atau buruk tidak bisa dihindari.


Sumber
[1]Suhrawardi K. Lubis, SH. 1994. Etika Profesi Hukum. Jakarta : Sinar Grafika. Hal 1
[2]Ibid. Suhrawardi K. Lubis, SH. Hal 2 
[3]Ibid. Suhrawardi K. Lubis, SH. Hal 10
http://blogerweb.wordpress.com

http://kuliahonlinekomunikasi.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar